ANOMALI PATAH HATI
Patah Hati terhebat
Berbicara tentang patah hati pasti sangat lekat hubungannya
dengan sosok yang meninggalkan serta yang ditinggalkan. Yang merasa menjadi korban
dan ada yang merasa pelaku penyebab perpisahan. Hal yang terjadi setelahnya adalah mencari-cari kesalahan
sang pasangan, untuk memperkuat alasan; akulah yang paling menyedihkan. Aku lah
korban. Aku yang dikhianati perasaan. Aku yang bertahan tetapi tak diinginkan.
Ya... itu pikiran pihak yang merasa ditinggalkan. Tanpa pernah
berfikir mungkin sosok yang meninggalkan tak pernah benar-benar ingin
melepaskan. Mari kita bermain sudut pandang. Selalu ada sebab dan akibat. Selalu
ada alasan dibalik sebuah tindakan.
Melepaskan itu susahnya bukan main. Apalagi ketika perasaan
masih seutuhnya tinggal, diusir tak mau pergi. Dibuang tak akan hilang. Bertahan
pun seperti hanya sebuah kesia-siaan. Perpisahan menjadi alasan terbaik dari
yang terburuk. Berat memang, tetapi menjalani sebuah hubungan tanpa perasaan
akan terasa lebih menyedihkan.
Tak usah saling menyalahkan. Kita sama-sama salah karena
kalah dengan ego yang penuh amarah. Sama-sama merasa paling benar. Sama-sama
merasa paling banyak berkorban. Sampai tulusnya perasaan menjadi ternafikkan.
Aku mencintai mu.. sangat.. sampai pada detik waktu yang
Tuhan telah tentukan. Aku tak pernah menyalahkan takdir, yang selalu membawa ku
ke tempat singgah yang salah. Ya tempat singgah yang kupikir rumah ternyaman
untuk menetap. Ternyata aku egois. Rumah adalah tempat ternyaman untuk tinggal
bersama, bukan hanya untuk ku saja. Kau adalah
rumah ternyaman untuk ku tinggal, tapi aku lupa mungkin aku hanya tempat
persinggahan yang penuh harapan. Ya, harapan itu membunuhku.. perlahan dan
sangat-sangat pelan.
Izinkan aku tetap mencintaimu sendirian.
Melanjutkan perasaan yang tak pernah mau ditinggalkan.
Sampai suatu saat Tuhan memberikan jalan ku. Takdirku.
Ya, aku mencintai mu. Seperti cintaku pada secangkir kopi. Yang
hanya ku nikmati sendiri, walau pun akan menyakitiku secara perlahan. Tapi aku tak
pernah bisa benar-benar melepaskannya. Walau pun kata orang pahit. Aku tak peduli. Ya, aku mencintaimu.. seperti rasa nikmat
yang ku dapat di setiap cangkir yang ku sesap. Disetiap pahit yang merayap.
Patah hati selalu
berkaitan dengan perpisahan. Perpisahan dua orang yang sama-sama pernah merasa
menyayangi setengah mati. Setengahnya kemudian ragu sendiri.
Semoga luka ini mendewasakan kau dan aku. Melatih kita untuk
sama-sama kuat. Perasaan yang tulus tak akan mudah berubah. Takdir tak akan
pernah berbelok. Tuhan tahu apa yang terbaik untuk kita.
Pesan ku untuk diriku sendiri... bersabar lah. Ini bukan
akhir dari segalanya. Semua akan baik-baik saja. Karena yang terbaik tidak akan
pernah bernar-benar pergi. Menunggu lah sambil memantaskan diri. Jika cinta itu
masih utuh ada. Tak apa, ada banyak cinta yang tak memerlukan balasan nyata agar
bahagia.
Sekarang, aku tau.
Patah hati terhebat bukan ketika kau menangis meraung-raung karena perpisahan. Tetapi saat setengah bagian dari dirimu pergi bersamanya. Dan mengubah diri mu menjadi sosok baru yang tak lagi kau kenali. Ya patah hati terhebat akan mengubah mu menjadi manusia baru, terlebih dalam memandang cinta.
Sekarang, aku tau.
Patah hati terhebat bukan ketika kau menangis meraung-raung karena perpisahan. Tetapi saat setengah bagian dari dirimu pergi bersamanya. Dan mengubah diri mu menjadi sosok baru yang tak lagi kau kenali. Ya patah hati terhebat akan mengubah mu menjadi manusia baru, terlebih dalam memandang cinta.
Comments
Post a Comment