Nikmat Mencintai-Nya
Suatu hari aku pernah merasakan
kegelisahan yang teramat sangat. Tentang perkara dunia, hidup, masa depan, dan
setumpuk kekhawatiran lainnya. Sampai suatu pagi Allah memberikan ku sebuah
peringatan. Peringatan sederhana yang mampu membuatku membuka mata. Lewat sebuah
hadis yang tanpa sengaja kubaca. Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang bangun
di pagi hari namun hanya dunia yang dipikirkannya sehingga seolah-olah dia
tidak melihat hak Allah padanya, maka Allah akan menanamkan 4 penyakit dalam
dirinya:
1. Kebingungan yang tiada putusnya
2. Kesibukan yang tidak ada ujungnya
3. Kebutuhan yang tidak terpenuhi
4. Keinginan yang tidak tercapai. (H.R ath-Thubrani)
Setelahnya, aku mulai berpikir
tentang apa-apa saja yang ku khawatirkan dalam hidup ini. Aku mulai
mencari-cari jawaban dan solusi untuk kekhawatiran tersebut. Hingga pada satu
titik akhir, tak ku temukan apa pun, ketenangan pun tidak. Bahkan kekhawatiran
itu sendiri pun tak pasti. Itu hanya ketakutan-ketakutan yang tak seharusnya
kuciptakan karena aku percaya ada Dzat Yang Maha Besar penguasa segalanya. Untuk
apa aku mengkhawatirkan sesuatu sedang aku memiliki-Nya, pengatur segalanya. Toh
tugas manusia hanyalah berusaha dan setelahnya berserah diri pada-Nya. Akhirnya,
aku menemukan sedikit ketenangan.
Hari berikutnya, Allah
memperlihatkan ku rentetan kejadian. Tentang indahnya mencintai-Nya. Indahnya
memasrahkan segala urusan mu pada-Nya. Peristiwa-peristiwa sederhana yang
lagi-lagi membuat mata hati ku terbuka. Menurutku kekhawatiran sendiri
merupakan hal yang manusiawi, setiap orang pasti pernah mengalami
ketakutan-ketakutan akan hidup, akan kesuksesan, ketakutan akan rezeki dan
hal-hal duniawi lainnya. Padahal, Allah selalu memberikan nikmat kepada setiap
makhluknya. Belajar dari seekor burung yang tak pernah pulang ke sarangnya
dalam keadaan lapar setelah berikhtiar seharian. Padahal mungkin dipagi dia
berangkat mencari makan, tak ada gambaran dalam benaknya tentang apa yang akan
dia dapatkan hari ini. Ini tentang berserah diri kepada-Nya. Maka tak adalagi
kekhawatiran tentang dunia. Jika kekhawatiran itu datang lagi, coba lagi
mendekatkan diri padanya. Namanya iman, ada saatnya ia naik dan ada kalanya ia
turun. Semoga Allah selalu mengingatkan dikala lalai, karena seharusnya ketakutan
terbesar adalah ketika berbuat dosa dan Allah tak lagi menegur dan memberi
peringatan.
Aku teringat
tentang satu nasehat hidup, Hidup itu pilihan. Biarkan hidup yang mengaturmu,
atau kamu yang mengatur hidup mu. Aku rasa itu benar. Ingatlah kita tidak
selamanya hidup di dunia yang penuh fatamorgana ini. Masih ada kehidupan yang
kekal menunggumu di sana. Mulai lah untuk tidak terlalu mengejar persoalan
duniawi karena itu tak ada akhirnya, dan itu akan membuatmu terlena lalu lupa,
hakikatnya hidup itu sementara. Sedang, jika kau begitu mencintai-Nya, dan
melakukan apa pun karena Allah, Allah akan selalu memberikan mu kemudahan yang
tak terduga. Urusan duniawi akan mengikuti mu dengan mudahnya. Hidup itu
pilihan, kamu yang menentukan mau hidup seperti apa.
Comments
Post a Comment