Sering Salah Sebut, Gereja Ayam di Magelang bukan Gereja tetapi Bukit Doa (Bukit Rhema)
Bukit Rhema menjadi salah satu tempat wisata yang dikenal banyak orang berkat kisah yang dibawa oleh Rangga dan Cinta. Ya, film Ada Apa Dengan Cinta 2 (AADC 2) memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap destinasi ini. Destinasi wisata yang berada di Kabupaten Magelang ini lebih dikenal dengan nama Gereja Ayam.
Konon katanya, menurut masyarakat sekitar, bangunan yang terletak di tengah hutan ini adalah sebuah Gereja dengan bentuk seekor ayam. Oleh sebab itu, dulunya masyarakat menyebut bangunan ini Gereja Ayam. Benarkah?
Kamis, 10 Desember 2020, saya berkesempatan untuk mengunjungi dan mengenal lebih dekat tentang Bukit Rhema atau Gereja Ayam ini. Perjalanan menuju Bukit Rhema bisa ditempuh dengan jarak kurang lebih 4 km dari Candi Borobudur. Lokasi wisata ini terletak di Dusun Gombong, Desa Kembanglimus, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Tenang saja, lokasinya lumayan mudah untuk ditemukan.
Setelah memasuki lokasi wisata ini, kalian akan disambut oleh tanjakan anak tangga menuju ke Gereja Ayam. Eits , bagi kalian yang mager menaiki anak tangga, di sana juga disediakan fasilitas mobil Jeep yang bisa mengantarkan kalian naik menuju lokasi.
Puluhan
anak tangga tersebut akan mengantarkan kalian menuju bangunan dengan bentuk
yang unik. Sekilas melihat, pasti kalian akan berpikir jika bangunan ini
benar-benar berbentuk ayam. Padahal nih, menurut Guide wisata yang menemani kami menelusuri bangunan ini, ternyata
bentuk bangunan ini bukanlah ayam tetapi seekor burung merpati dengan mahkota
di kepalanya.
Sangat disayangkan, masyarakat justru menganggap jika mahkota di kepala merpati tersebut adalah jengger seekor ayam. Begitulah asal usul bagaimana bangunan yang menyuguhkan pemandangan indah ini disebut “Gereja Ayam”.
Oh ya, Mbak
Pemandu Wisata juga menjelaskan, jika bangunan ini bukanlah sebuah Gereja, melainkan
rumah doa segala bangsa. Pendiri bangunan Gereja Ayam ini merupakan seorang
umat Kristiani. Oleh karena itu, muncul presepsi yang salah. Masyarakat
sekitar situ, dulunya menganggap jika bangunan ini adalah sebuah Gereja. Padahal bukan
ya, destinasi wisata ini merupakan rumah doa untuk semua umat.
Tiket masuk
ke destinasi wisata ini sangat terjangkau, bagi turis domestik sebesar 25 ribu,
dan bagi turis mancanegara sebesar 50 ribu. Dengan harga tersebut kalian akan
dipandu untuk menelusuri bangunan ini. Tentunya dengan cerita singkat dan
pelajaran yang disampaikan mengenai destinasi wisata ini. Tak hanya itu, kalian
juga bisa menukar tiket dengan singkong goreng.
Nantinya,
singkong goreng bisa kalian nikmati di kafe. Lokasi kafe berada di sudut
bagunan, bagian ekor merpati. Lingkaran bukit dan pegunungan menjadi latar
kalian ketika menikmati singkong goreng ini.
Bangunan Gereja
Ayam sendiri terdiri dari empat lantai termasuk lantai teratas yang berada pada
Mahkota Merpati atau yang biasa disebut Jengger ayam.
Pertama masuk
ke lantai satu, kalian akan disambut oleh Guide
Wisata yang menjelaskan mengenai sejarah singkat tentang pendiri bangunan
tersebut. Kemudian, kalian akan diajak menelusuri lorong-lorong sunyi.
Kanan-kiri lorong tersebut terdapat ruangan-ruangan sempit yang berfungsi sebagai
tempat doa pribadi. Susana hening dan tenang seolah melengkapi fungsinya
sebagai tempat doa pribadi.
Sampai di lantai
dua, kalian akan disuguhkan tempat yang lumayan luas seperti sebuah aula. Di sana
Ada tempat
khusus yang bisa kalian gunakan untuk menulis impian dan keinginan kalian. Harapan
atau sebuah doa yang bisa kalian tempelkan di sana. Nantinya, kalian bisa
mengambil sebuah ucapan sesuai dengan siapa kalian datang. Keluarga? Sahabat? Atau
dengan Pacar?
Lanjut lagi,
lantai tiga di bangunan ini berisi lukisan-lukisan dan gambar. Sekaligus tangga
menuju mahkota. Mahkota merpati ini yang menjadi tempat favorit setiap
pengunjung yang datang. Kenapa demikan?
Siapa yang
nggak terkesima menyaksikan pemandangan yang sangat indah pegunungan Menoreh. Kalian
juga bisa melihat Candi Borobudur dari kejauhan.
Bagi kalian
yang ingin datang berkunjung di tengah pandemic. Tenang saja, destinasi wisata
ini menerapkan protokol kesehatan dengan sangat baik. Wajib memakai masker, pembatasan
kelompok pengunjung yang masuk.
Wah keren bangettt tempatnya sama orang orangnya 😍
ReplyDeleteOrang terkeren muncul 🤣
DeleteHayuk hunting lagi biar bisa nulis lagi!
ReplyDeleteWonosobo kuy! :))
Delete